Selasa, 04 April 2017

REVIEW JURNAL 6 “TRANSLASI MATA UANG ASING”



“TRANSLASI MATA UANG ASING”

Nama          : Rere Tresha
NPM           : 27213418
Kelas           : 4EB19
Tugas          : SOFTSKILL

Tema                           : Translasi Mata Uang Asing
Nama Jurnal                : Jurnal EMBA
Volume / Halaman      : Vol.2 No.4 / Hal. 343-353
Nama Penulis              : Andre Kevin Roring, Jenny Morasa, Rudy Pusung
Judul Jurnal                : ANALISIS PENERAPAN PSAK NO.10 TAHUN 2012 TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PT. BANK CENTRAL ASIA (BCA) TBK
Tanggal Jurnal             : 04 Desember 2014
Tujuan Penelitian        : Menjelaskan bagaimana memasukkan Transaksi dalam mata uang asing dan kegiatan usaha luar negeri ke dalam laporan keuangan perusahaan serta bagaimana menjabarkan laporan keuangan ke dalam mata uang penyajian (mata uang yang digunakan dalam penyajian laporan keuangan)
Metode Penelitian       : -   Data Kualitatif
Data yang disajikan depskriptif atau berbentuk uraian berupa sejarah dan latar belakang Bank, visi,misi dan tata nilai Bank, dan Catatan tentang Penerapan PSAK No. 10 Tahun 2012 Pada Bank BCA KCU Manado.


-       Data Kuantitatif
Dalam penelitian ini data kuantitatif yang digunakan adalah berupa Laporan Tahunan Bank BCA Tbk. Tahun 2013.

Hasil Penelitian           :
Translasi mata uang asing adalah proses pelaporan informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya. Translasi mata uang asing dilakukan untuk mempersiapkan laporan keuangan gabungan yang memberikan laporan pada pembaca informasi mengenai operasional perusahaan secara global, dengan memperhitungkan laporan keuangan mata uang asing dari anak perusahaan terhadap mata uang asing induk perusahaan

1.    Proses pengukuran kembali yang dilakukan Bank BCA
Proses pengukuruan kembali dilakukan dengan membagi item-item dalam laporan keuangan menjadi 3 pos, yaitu pos moneter, pos nonmoneter dan pos penedapatan dan beban. Bank melakukan pengukuran kembali mata uang asing kedalam mata uang fungsional dengan prosedur-prosedur.

2.    Proses Pengukuran Kembali Pos Moneter
Pos moneter yang ada di bank terdiri dari aset moneter dan liabilitas monenter, aset moneter yang ada dalam bank berupa Kas, giro, Aset keuangan yang diperdagangkan, tagihan akseptasi,wesel tagih, kredit yang diberikan, efek-efek untuk tujuan investasi-bersih,sedangkan liabilitas moneter yang dimiliki bank berupa simpanan dari nasabah,simpanan dari bank-bank lain, liabilitas keuangan yang diperdagangkan, utang akseptasi dan pinjaman di terima

3.    Proses Pengukuran Kembali Pada Laporan Laba Rugi Komperhensif
Laba atau rugi Kurs Valuta Asing atas aset dan liabilitas Moneter merupakan selisih antara biaya perolehan diamortisasi dalam Rupiah pada awal tahun, disesuaikan dengan suku bunga efektif dan pembayaran selama tahun berjalan, dan biaya perolehan diamortisasi dalam valuta asing yang dijabarkan ke dalam Rupiah dengan Kurs pada akhir Tahun

4.    Pengakuan Selisih Kurs yang Terjadi Atas Pengukuran Kembali
Pendapatan, beban, laba dan rugi merupakan akumulasi dari Laporan Laba Rugi Komprehensif Bulanan selama Tahun berjalan yang dijabarkan ke dalam Rupiah dengan rata-rata Kurs tengah Reuters untuk bulan yang bersangkutan.Perbedaan yang terjadi atas pengukuran kembali terhadap item-item dalam laporan keuangan terjadi karena Selisih antara saldo akhir total aset dan saldo akhir total liabilitas dan ekuitas dari hasil pengukuran kembali

5.    Penentuan Mata uang Fungsional oleh Bank BCA berdasarkan PSAK No.10 Tahun 2012
Bank BCA melakukan pertimbangan dalam menetukan mata uang Fungsional dengan memperhatikan hirarki indikator dalam penentuan suatu mata uang Fungsional yang dijelaskan dalam PSAK No.10 Tahun2012
1)        Mata uang untuk dana dari aktifitas pendanaan dihasilkan (antara lain penerbitan instrumen utang dan instrumen ekuitas).
2)        Mata Uang untuk penerimaan dari aktifitas operasi pada umumnya ditahan.

Kesimpulan                 : PT. Bank Central Asia (BCA) Tbk. dalam menerapakan PSAK No.10 Tahun 2012 tentang Pengaruh Perubahan Kurs Valuta asing telah menerapkan kebijakan-kebijakan yang mendukung Penerapan PSAK No. 10 Tahun 2012 dalam Kegiatan aktivitas bank sesuai Standar Akuntansi yang berlaku, dalam hal ini Bank melakukan analisis-analisis untuk melihat Kebijakan Penerapan PSAK No.10 Tahun 2012yang dibagi menjadi beberapa bagian yaitu dilihat dari penentuan mata uang Fungsional, pengukuran pos moneter dan pos non-moneter, dan penyajian kembali laporan keuangan setelah diterapkan PSAK No. 10 Tahun 2012

Pendapat Saya          : Berdasarkan penjelasan tersebut, menurut saya aktivitas bank telah memenuhi faktor-faktor utama atas hirarki dalam menentukann mata uang Fungsional, maka bank mengesampingkan faktor-faktor lainnya menentukan mata uang Rupiah sebagai mata uang Fungsional. Kebijakan Perusahaan dalam menentukan Rupiah sebagai mata uang Fungsional, yang sesuai dengan PSAK No. 10 Tahun 2012 tentang pengaruh Kurs Valuta Asing akan berdampak signifikan terhadap selisih Kurs yang diakui oleh Bank. Selisih Kurs yang terjadi adalah dari transaksi dalam mata uang asing dalam penjabaran kedalam laporan keuangan Bank. Dan sebaiknya Pimpinan BCA selalu memperbaharui dan menggunakan sistem Akuntansi yang baru yang dapat mempermudah dalam Pengakuan Transaksi mata uang asing. Banksebaiknya juga lebih Memperhatikan Peraturan-peraturan baru terkait dengan Akuntansi manapun.


SUMBER :

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=273848&val=1025&title=ANALISIS%20PENERAPAN%20PSAK%20NO.10%20%20TAHUN%202012%20TERHADAP%20TERHADAP%20LAPORAN%20KEUANGAN%20PT.%20BANK%20CENTRAL%20ASIA%20(BCA)%20TB

REVIEW JURNAL 5 “PENGUNGKAPAN & PELAPORAN”



“PENGUNGKAPAN & PELAPORAN”

Nama          : Rere Tresha
NPM           : 27213418
Kelas           : 4EB19
Tugas          : SOFTSKILL

Tema                           : Pengungkapan dan Pelaporan
Nama Jurnal                : Jurnal Islamic Finance & Business Review
Volume / Halaman       : Vol. 5 No.1
Nama Penulis              : Erna Agustin Roziani, Sofie
Judul Jurnal          : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengungkapan Sosial Dalam Laporan Tahunan Bank Konvensional Dan Bank Syariah Di Indonesia
Tanggal Jurnal             : Januari – Juli 2010
Tujuan Penelitian        : Untuk untuk mengetahui beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial bank-bank di Indonesia yang meliputi bank konvensional dan bank syariah periode 2004-2007.
Metode Penelitian      : Menggunakan metode penghitungan indeks pengungkapan social dan regresi linear beranda.

Hasil Penelitian           :

A.   Pengungkapan Dalam Laporan Keuangan
Secara konseptual, pengungkapan merupakan bagian integral dari pelaporan
keuangan (Suwardjono, 2005). Secara teknis, pengungkapan merupakan langkah akhir dalam proses akuntansi, yaitu penyajian informasi dalam bentuk seperangkat penuh statement keuangan. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses akuntansi. Agar informasi keuangan yang disajikan bermanfaat bagi para pemakai, maka proses penyajiannya harus berdasarkan pada standar akuntansi yang berlaku

Beberapa peraturan BAPEPAM yang mengatur pengungkapan:

B.   Hasil dan Pembahasan Bank Konvensional :
1.    Size
Hasil pengujian menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan sosial yakni dengan nilai t-hitung sebesar 6.95 dan P-value sebesar 0.000 (P-value < 0.05). Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa semakin besar ukuran perusahaan maka akan semakin luas pengungkapan sosial yang dilaporkan oleh perusahaan.

2.     Likuiditas
Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa rasio likuiditas menunjukkan pengaruh yang negatif dan tidak signifikan terhadap pengungkapan sosial. Ini berarti tinggi rendahnya rasio likuiditas yang dimiliki bank tidak akan berpengaruh terhadap pengungkapan sosial bank. Hal ini dapat dilihat dari nilai t hitung dan p-value, yaitu masing-masing sebesar -1.16 dan 0.250 (p > 0.05).

3.    Leverage
Dalam penelitian ini, leverage yang diproksi dengan rasio hutang terhadap modal (DER) menunjukkan pengaruh yang tidak signifikan terhadap pengungkapan sosial bank. Ini dapat dilihat dari nilai t dan p-value yaitu sebesar 0.51 dan 0.611 (p> 0.05). Hal ini menunjukkan bahwa tinggi rendahnya tingkat leverage bank tidak berpengaruh terhadap luas pengungkapan sosial bank. Dengan demikian, hasil penelitian ini tidak mendukung teori agensi yang menyatakan pengaruh positif leverage terhadap pengungkapan sosial.

4.    Net Profit Margin
Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa net profit margin mempunyai hubungan
negatif dan tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan social bank, yaitu dengan nilai t = -1.50 dan p-value = 0.138 (p > 0.05). Ini menunjukkan bahwa besar kecilnya profitabilitas tidak akan mempengaruhi tingkat pengungkapan sosial perusahaan.

C. Hasil dan Pembahasan Bank Syariah
1. Size
Hasil penelitian terhadap size pada bank syariah menunjukkan hasil yang sama dengan hasil pada bank konvensional, yakni size menunjukkan pengaruh signifikan terhadap pengungkapan sosial. Size perusahaan yang diproksi dengan Ln total aktivamemperlihatkan nilai t-hitung sebesar 9.15 dan p-value sebesar 0.000 (p-value < 0.05).Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa semakin besar ukuran perusahaan maka akansemakin luas pengungkapan sosial yang dilaporkan oleh perusahaan.

2. Likuiditas
Hasil pada bank syariah ini menunjukkan perbedaan dengan hasil pada bank konvensional, yaitu bahwa rasio likuiditas menunjukkan pengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan sosial. Hal ini dapat dilihat dari nilai t hitung dan P-value yang masing-masing sebesar 4.62 dan 0.002 (p < 0.05). Ini berarti semakin tinggi rasio likuiditas yang dimiliki bank akan semakin luas pula informasi sosial yang diungkapkan oleh bank.
  
3. Leverage
Dalam penelitian ini, leverage yang diproksi dengan rasio hutang terhadap modal (DER) menunjukkan pengaruh signifikan terhadap pengungkapan social bank syariah dengan nilai t dan P-value yaitu sebesar 6.21 dan 0.000 (p < 0.05). Hal ini menunjukkanbahwa tinggi rendahnya tingkat leverage bank akan sangat berpengaruh terhadap luaspengungkapan sosial bank. Ini berarti semakin tinggi tinggi tingkat leverage yang dimiliki bank akan semakin besar pula pengungkapan sosialnya.

4.    Net Profit Margin
Berdasarkan hasil statistik yang dilakukan dapat dilihat bahwa Net profit margin mempunyai hubungan negatif dan tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sosial bank, yaitu dengan nilai t = -1.44 dan P-value = 0.192 (p > 0.05). Ini menunjukkan bahwa besar kecilnya profitabilitas tidak akan mempengaruhi tingkat pengungkapan sosial perusahaan. Hasil pengujian terhadap net profit margin pada bank syariah ini menunjukkan hasil yang sama dengan bank konvensional.

Kesimpulan                 : Hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa :
1.      Pengujian secara individu pada bank konvensional menunjukkan hanya terdapat satu variabel independen yang berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengungkapan sosial, yakni variabel size.
2.      Berbeda dengan hasil pengujian pada bank konvensional, hasil pengujian secara individu pada bank syariah menunjukkan bahwa terdapat tiga variabel independen yang berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengungkapan sosial. Variabelvariabel independen tersebut adalah size, rasio likuiditas, dan rasio leverage.

Pendapat Saya             : Berdasarkan penjelasan tersebut, menurut saya :
1.      Untuk peneliti berikutnya disarankan memasukkan variabel lain yang mendukung penelitian, seperti tekanan stakeholders / serikat pekerja, peraturan pemerintah, dan lain-lain. Disamping itu dapat juga dilakukan dengan menggunakan proksi yang berbeda.
2.      Untuk meminimalisir subjektifitas sebaiknya digunakan indeks kesesuaian observasi, yaitu dengan membandingkan dengan hasil peneliti lain.


SUMBER :
tifbr-tazkia.org/index.php/TIFBR/article/download/41/38