Rabu, 25 November 2015

Tugas 1 Softskill Bahasa Indonesia "Cerpen"


TUGAS 1 SOFTSKILL
“CERPEN”

NAMA   : Rere Tresha
NPM       : 27213418
KELAS   : 3EB19
DOSEN   : Bpk. Budiman


 
SEMUA KARENA GADGET


“aku pulangg..” teriak Mikha dari luar. “eh anak bunda sudah pulang ternyata. Gimana sekolahnya hari ini? Lancar?” tanya bunda sambil asyik menonton tv. “lancar ko bun, tapi tadi aku lupa bawa handphone baru aku ke sekolah. Jadi aku gak bisa pamer ke temen temen aku deh bun kalo aku baru punya handphone terbaru” jawab Mikha. “loh ko begituh si nak? Gak baik ah pamer ke orang lain tentang sesuatu yang kita punya. Kan kasian kalo nanti mereka ngiri.” Jelas bunda. “iya bun aku Cuma bercanda ko hehehe” cetus Mikha sambil tersenyum manja ke bunda nya.
Mikha saat ini duduk dikelas 5 SD dan bersekolah di SD AL-AZHAR di jakarta selatan. Mikha tergolong anak yang lahir dari keluarga yang serba berkecukupan. Ayah mikha bekerja di perusahaan negara. Dan bunda mikha seorang ibu rumah tangga biasa. Suatu hari ayah mikha terpaksa harus pindah ke daerah jawa timur karena ada tugas dinas dari kantor nya untuk waktu yang cukup lama. Dan ayah mikha pun berinisiatif untuk mengajak bunda dan mikha untuk ikut dinas bersamanya di luar daerah.

“Assalamualaikum..” salam ayah yang baru pulang kerja sambil membuka pintu. “waalaikumsalam..” jawab ibu sambil berjalan menuju ayah. “baru pulang yah? Ko tumben pulang cepat?” tanya ibu. “iya bun, alhamdulillah tugas dikantor udah kelar semua” jelas ayah. “oh alhamdulillah kalo sudah selesai yah.”ucap bunda. “mikha mana bun?” tanya ayah. “mikha sudah tidur yah.” Jelas bunda. “oh iya bun ayah punya kabar buruk dan kabar baik buat bunda dan mikha.” Ucap ayah. “kabar apa yah?” tanya bunda dengan penuh tanya. “kabar baik nya alhamdulillah ayah dipromosikan oleh atasan ayah dan kabar buruknya ayah dipindah tugaskan di daerah jawa timur bun untuk waktu yang cukup lama. Ayah ingin bunda dan mikha ikut ayah pindah ke daerah jawa timur. Karena ayah tidak mungkin meninggalkan bunda dan mikha.” Jelas ayah. “kalo bunda sih setuju saja dengan ayah tapi kalo untuk mikha sih bunda tidak yakin dia akan setuju. Tapi nanti biar bunda beri pengertian dia secara pelan-pelan. Semoga mikha bisa mengerti ya yah.” Ucap bunda. “iya semoga ya bun, makasih ya bun.” Ucap ayah. “iya sama sama ya ayah.” Balas bunda dengan tersenyum.

Keesokan paginya saat ayah dan bunda memberi tahu mikha tentang kabar perpindahan nya keluar daerah pun mikha pun sangat tidak setuju. Dia sempat sedikit kesal namun ayah dan bunda pun memberi pengertian kepada mikha dan akhirnya mikha pun mau untuk mengerti.
“mikha hari ini kamu bantu ayah dan bunda berkemas kemas barang ya. Karena lusa kita sudah harus berangkat.” Jelas ayah. “iya yah nanti mikha kemas kemas barang mikha dan membantu bunda.” Jawab mikha dengan wajah cemberut dan menggerutu dalam hati.
Hari perpindahan mikha pun datang. Dengan rasa sedih mikha pun dengan terpaksa harus meninggalkan kota jakarta untuk pindah ke luar daerah.
Dan sesampainya di desa Tegalasem.

“alhamdulillah akhirnya kita sampai juga” ujar Ayah. “iya alhamdulillah ya yah. Nah mikha sekarang ini menjadi rumah baru kamu.” Ujar bunda. “Rumahnya memang tidak sebesar di jakarta, tapi cukup nyaman dan indah untuk kita tempati. Di sekitar rumah kita pun pemandangan nya sangat indah. Ada deretan pegunungan, hamparan sawah dan sungai kecil yang tak jauh dari rumah kita ini. Disini pun warganya sangat ramah dan saling membantu. Ayah harap kamu bisa betah ya mikha.” Jelas ayah dengan penuh harapan. “iya semoga saja mikha bisa betah disini ya yah.” Ujar mikha. “oh iya bun yah nanti mikha sekolah dimana ya jika mikha tinggal disini?” tanya mikha. “nanti ayah akan mendaftarkan mikha di sekolah negeri yang tidak jauh dari rumah kita. Memang sekolahnya tidak se elite yang dijakarta. Tapi dari segi pendidikan nya pun tidak kalah bagus dengan sekolah swasta lainnya dijakarta. Ayah harap kamu setuju dengan usulan ayah.” Ujar ayah dengan sangat detail. “hmm yasudah terserah ayah saja mikha mau masuk kedalam rumah mau melihat lihat rumah baru mikha Dan kamar baru mikha.”
 Ayah,bunda dan mikha pun berjalan masuk menuju kedalam rumah barunya dan Hari pun berlalu mikha,bunda dan ayah pun menikmati rumah barunya sambil berisitirahat karena lelah sehabis melewati perjalanan panjang.
2 hari pun berlalu. Mikha pun mulai masuk ke sekolah barunya. Hari pertama mikha melewatinya dengan biasa biasa saja. Hari pertama sudah banyak teman- teman yang ingin berkenalan dengan mikha namun mikha menanggapi nya dengan biasa saja bahkan terkesan sombong karena tidak mau menanggapinya.

“hai mikha kamu anak baru pindahan dari jakarta itu yah?” tanya jono. “iya. Kenapa?” tanya mikha dengan ketus. “tidak apa apa aku hanya mau berkenalan saja dengan mu.” Ujar jono. “itu apa mikha yang kamu pegang?” tanya jono. “kamu gak tau ini apa? Ih norak banget sih. Ini tuh gadget mahal. Ini hadiah yang baru dibeliin sama ayah aku.” Jelas mikha sambil memamerkan handphone barunya. “oh begituh. Aku boleh liat gak? Cuma sebentar saja. Habis aku penasaran. Bentuknya sangat tipis sekali seperti cermin.” Ujar jono. “ih enak aja kamu mau pegang gadget terbaru aku. Gak boleh lah yang ada gadget aku bisa rusak karena dipegang kamu.” Jawab mikha dengan sombong. “kamu pelit dan sombong sekali mikha. Masa aku pinjam sebentar saja tidak boleh. Yasudahlah.” Ujar jono sambil pergi berlalu meninggalkan mikha yang duduk di bangku taman sekolah.
 Lalu datang lah Sasa dan Mita teman sekelas mikha yang baru yang mau berkenalan dengan mikha juga.
“hai mikha” sapa Mita dengan tersenyum sambil berjalan menuju mikha. “kamu lagi sibuk apa mikha?” tanya Sasa dengan rasa penasaran. “itu apa mikha? Ko aku lihat kamu dari tadi mencet mencet itu terus.” Tanya mita. “ini namanya handphone alias gadget. Gadget aku ini baru dibeliin sama ayah aku hadiah ulang tahun aku.” Jelas mikha. “oh handphone. Kalo handphone mah aku tau. Tapi setau aku handphone itu ada tombolnya. Tapi ko handphone kamu gak ada tombolnya ya mikha?” tanya mita. “iya handphone aku kan gadget terbaru dan canggih. Jadi kalian gak usah heran kalo tampilan handphone aku seperti ini.” Ujar mikha dengan penuh sombong. “oh begituh ya. Oh iya mikha kamu mau gak?” sasa pun menyodorkan 3 buah pisang goreng. “engga ah. Aku gak biasa makan makanan kaya gituh. Nanti aku sakit perut lagi.” Ujar mikha dengan rasa sombongnya yang semakin menjadi jadi.  “engga ko mikha. Kamu gak akan sakit perut. Pisang goreng ini baru digoreng tadi pagi oleh ibu ku. Kebetulan pas sekali ada tiga buah. Pas buat kamu,aku,dan mita.” Jelas sasa. “ih aku bilang aku gak mau. Jangan maksa deh. Udah kalian sana. Ganggu aku lagi main handphone ajasih.” Ujar mikha dengan nada ketus. “yasudah deh kalo begituh.”  Ucap sasa sambil pergi berlalu bersama mita.

Dilapangan sekolah pun mita,sasa,dan jono berbincang bincang berbicara tentang kesombongan yang dilakukan mikha terhadap mereka bertiga.
“aku gak nyangka ternyata mikha itu sombong yah.” Cetus mita. “iya dia orang jakarta yang sombong sekali. Benar benar menyebalkan. Masa dia ngatain aku norak.” Ujar jono. “yah kalo kamu mah emang norak jon hahaha” seru sasa sambil menimpakan lelucuan terhadap jono. “yah kamu mah gituh banget sa sama aku.” Ujar jono dengan muka sok bersedih. “hahaha iya aku Cuma bercanda ko jono. Jangan dimasukkan ke hati ya.” Seru sasa. “iya sasa aku juga tidak marah ko.” Ujar jono.
Hari pun berlalu, Sudah tiga minggu mikha seperti itu. Sikap dan tingkah nya kepada teman teman nya membuat guru mikha merasa perlu memanggil orang tua mikha ke sekolah untuk membicarakan tingkah mikha selama di sekolah.
 “ayo sillahkan duduk bu.” Ibu guru mikha pun mempersilahkan bunda mikha untuk duduk. “ada apa ya bu guru memanggil saya? Apa mikha melakukan kesalahan?” tanya bunda mikha. “ini loh bunda tentang mikha. Mikha tidak melakukan kesalahan apa apa. Cuma yang saya lihat selama pindah di sekolah ini, mikha tidak pernah bersosialisasi dengan teman temannya yang lain. Saat jam istirahat pun mikha sibuk asyik sendiri dengan gadget nya. bahkan beberapa teman mikha pun mengeluhkan sikap mikha yang sombong dan selalu pamer gadget nya itu ke teman temannya. Mikha seakan tidak peduli sama sekali dengan teman temannya disini.” Ujar bu guru mikha dengan sangat detail. “kalo boleh saya tau, apa dulu di sekolah mikha yang lama sikap mikha seperti ini ya bu?” tanya bu guru mikha. “tidak ko bu. Mikha dulu tidak pernah ada masalah apa apa disekolahnya. Dia pun juga suka bermain dengan teman temannya. Cuma mikha memang sedikit pemilih dalam berteman dan suka pamer bu.” Jawab bunda mikha. “oh seperti itu. Kalo begituh tolong bunda beri pengertian mikha dengan pelan pelan bahwa apa yang dilakukan mikha itu tidak baik. Kasian jika mikha terus seperti itu nanti mikha jadi tidak punya teman.” Ujar ibu guru mikha. “iya bu nanti saya beri pengertian mikha dengan pelan pelan.” Ujar bunda mikha. “terimakasih ya bu atas informasi ini. Dan saya harap ibu juga bisa membantu membimbing mikha ya untuk kedepannya.” Ujar bunda mikha dengan senyum penuh harap. “iya bu pasti saya juga selaku orang tua mikha disekolah akan membantu dan membimbing perkembangan mikha.” Ujar ibu guru. “baik bu sekali lagi terimakasih ya bu. Kalau begituh saya pamit dulu ya bu.” Ujar bunda mikha sambil tersenyum dan berjabat tangan dengan ibu guru mikha sambil berjalan keluar ruang guru.

Sesampainya mikha dirumah seusai pulang sekolah, Bunda mikha pun langsung berbicara dengan mikha dengan penuh pengertian dan menanyakan atas sikap mikha disekolah. Mikha pun hanya diam dan menjawab bahwa dia tidak merasa mengacuhkan teman teman nya. bunda mikha pun terus menasehati mikha bahwa perbuatan nya itu sangat tidak baik. Bunda mikha pun bilang jika mikha terus seperti ini nanti tidak ada yang mau berteman dengan mikha. Namun mikha dengan santainya menjawab bahwa mikha juga tidak mau punya teman orang kampung seperti mereka. Sambil berjalan menjauh meninggalkan bunda. Namun bunda hanya menghela nafas sambil menggelengkan kepala.
Suatu hari mikha pun diajak bermain kesawah oleh jono,sasa,dan mita. Dan mikha pun meng iyakan ajakan mereka. Karena mikha juga penasaran ingin bermain ke sawah karena selama di jakarta mikha jarang melihat persawahan yang luas.

“ayo sasa,mita kejar aku kalo bisa.” Ujar jono.
Sasa dan mita pun berlari mengejar jono sambil meninggalkan mikha yang asyik sibuk foto sendiri dengan handphone nya itu.
“eh eh kalian tungguin aku dong. Ko malah ninggalin sih? Nyebelin banget deh.” Ujar mikha sambil ikut berlari dengan wajah kesal.
Namun saat mikha berlari tiba tiba handphone mikha terlepas dari genggaman tangan mikha dan tidak sengaja jatuh ke parit. Lalu mikha pun seketika teriak histeris karena handphone nya jatuh kedalam parit.
“yah yaampun handphone aku. Yah aduh gimana ini handphone aku jatuh. Jono,sasa,mita tolongin aku dong. Handphone aku nyebur kedalam parit. Tolong ambilin dong. Aku gak berani nyebur kedalam paritnya.” Teriak mikha meminta bantuan kepada jono,sasa,dan mita.
Lalu mita,sasa,dan jono pun datang kembali menyampari mikha.
“loh hape kamu jatuh mikha?”tanya mita. “iyanih hape aku jatoh. Tolong ambilin dong mit. Bisa gak?” tanya mikha dengan ekspresi memelas. “ah aku tidak mau mengambil hape kamu ah mikha. Kamu kan dari tadi asik sendiri sama hape kamu dan melupakan kita. Kamu juga sombong dan selalu pamer sama kita tentang gadget kamu itu. Biarin saja kalo sekarang handphone kamu jatuh ke parit.” Ujar mita dengan cetus.”ih kok kamu begitu sih mita sama aku?.” Tanya mikha. “emang benar begituh ko mikha. Kamu itu emang anak yang sombong dan tukang pamer. Kamu pun juga tidak peduli sama lingkungan sekitarmu. Kamu selalu sibuk dengan gadget mu itu.” Ujar sasa semakin menegaskan perkataan mita sebelumnya. “yaudah yuk kita pulang aja. biarin aja kita gak usah tolongin anak yang sombong seperti dia.” ujar jono. “ih jangan begituh dong kalian. Maaf kalo memang selama ini aku sombong,selalu pamer, dan sibuk dengan gadget ku terus.” Ucap mikha dengan ekspresi wajah ingin menangis. “aku janji aku akan berubah menjadi anak yang lebih baik lagi. Tapi aku mohon tolong bantu aku. Ambilin handphone aku dulu di parit itu. Bagaimana pun juga handphone itu hadiah ulang tahun dari ayah aku.” Pinta mikha dengan memelas. “yasudah kalo begituh aku ambilkan. Tapi kamu harus berjanji ya kalau kamu akan berubah menjadi orang yang tidak sombong dan selalu pamer lagi.” Ujar jono. “iya aku berjanji akan berubah menjadi lebih baik lagi.” Ujar mikha sambil tersenyum dengan wajah penuh keyakinan kepada sasa,mita dan jono.
Akhirnya karena kejadian itupun mikha menjadi anak yang tidak sombong lagi. Bahkan sekarang mikha banyak temannya disekolah. Banyak yang menyukai mikha karena keramahan nya. dan orang tua mikha pun bersyukur karena sekarang mikha sudah berubah menjadi anak yang baik dan ramah.